Kamis, 22 Oktober 2020

Rencana pelarian paling mengerikan


Seorang wanita cantik dihukum seumur hidup di sebuah penjara akibat kasus pembunuhan.
marah dan dendam dengan situasi yang ia hadapi, ia memutuskan bahwa ia harus melarikan diri dari penjara tersebut.

Ia berteman baik dengan seorang penjaga penjara itu. Tugasnya adalah menguburkan napi yang meninggal di pemakaman yang terletak di luar dinding penjara. Setiap ada napi yang meninggal, ia akan membunyikan bel, yang akan terdengar oleh napi-napi yang lainnya.


Sang penjaga kemudian memindahkan jenazah napi tersebut ke sebuah peti. Kemudian, ia akan pergi ke kantornya untuk menandatangani surat sertifikat kematian sebelum akhirnya kembali untuk memaku tutup peti mati itu. Terakhir, ia akan meletakkan peti itu di dalam mobil jenazah untuk kemudian dibawa keluar untuk dimakamkan.

Setelah hapal dengan rutinitas penjaga itu, sang wanita menyusun rencana dan membaginya dengan sang penjaga tersebut. Jika lain kali bel berbunyi, maka wanita itu akan meninggalkan selnya, lalu menyelinap ke dalam ruangan dimana peti mati tersebut biasa disimpan.

Di sana ia akan menyelinap masuk ke dalam peti mati bersama jenaza pada saat sang penjaga keluar untuk menandatangani surat kematian. Ketika sang penjaga kembali, ia akan memaku peti mati itu dan membawanya keluar dari penjara dengan sang wanita masih ada di dalam peti mati itu. Ia kemudian akan menguburnya.

Wanita itu tahu bahwa akan ada cukup udara baginya untuk bernapas di dalam peti mati itu untuk semalam dimana sang penjaga akan kembali untuk membongkar kuburan dan mengeluarkan wanita itu dari dalam peti mati.

Semula sang penjaga merasa ragu untuk ikut dalam rencana tersebut, namun karena ia dan wanita itu sudah bersahabat cukup dekat, maka akhirnya ia menyanggupinya. Sang wanita menanti selama beberapa bulan hingga salah satu napi di dalam penjara tersebut mati.

Suatu malam, ketika ia tengah tertidur, ia mendengar suara bel berbunyi. Ia segera bangun, membuka kunci di pintu selnya, dan mengendap-endap masuk ke ruangan dimana peti mati itu disimpan. Jantungnya berdetak sangat kencang sebab ia beberapa kali hampir tertangkap, namun akhirnya ia berhasil melakukannya.

Di dalam kegelapan, ia akhirnya menemukan peti mati itu dan kemudian dengan hati-hati masuk ke dalamnya. Ia menunggu beberapa saat hingga mendengar suara langkah kaki sang penjaga datang untuk memaku peti mati itu.

Ia bisa mendengar suara palu dan sedikit goncangan di peti mati itu. Tentu saja sang wanita merasa tak nyaman berada di atas sebuah jenazah, namun ia tahu hanya ini satu-satunya cara ia bisa mendapatkan kebebasan. 

Ia merasakan peti mati diangkat dan iapun mendengar suara derum mobil. Ia kemudian merasakan peti matinya diangkat kembali dan kali diturunkan. Pasti ia sudah sampai di pemakaman. Kemudian ia mendengar suara tanah ditimbun di atas peti mati.
Dan kemudian sunyi.

Setelah beberapa menit, si wanita mulai merasa bosan. Didorong rasa penasarannya, ia menyalakan korek api yang ia bawa untuk melihat jenazah siapa sebenarnya yang dikuburkan bersamanya.

Ia sangat ketakutan begitu menyadari ia berada di atas jenazah sahabatnya, sang penjaga.

Source : noviefirman.blogspot.com

Senin, 05 Oktober 2020

SEJARAH TERSEMBUNYI DI BALIK FILM 300, SEBUAH INVASI PERSIA KE YUNANI

 SEJARAH TERSEMBUNYI DI BALIK FILM 300, SEBUAH INVASI PERSIA KE YUNANI



300(three hundred) sebuah film yang di sutradarai oleh zack snyder pada tahun 2006.

yang di angkat dari komik fantasi perang karangan Frank Miller dan Lynn Varley berdasarkan sejarah nyata peperangan sparta yang di pimpin oleh raja leonidas pada sekitar tahun 480sm melawan pasukan persia yang berjumlah lebih dari 300.000 tentara. Tapi apakah benar mereka hanya yang hanya berjumlah 300.?

Pertempuran Thermopylae adalah pertempuran antara persekutuan negara kota Yunani, dipimpin oleh Raja Leonidas dari Sparta, melawan Kekaisaran Persia pimpinan Xerxes I selama tiga hari, pada invasi kedua Persia ke Yunani di celah pesisir sempit Thermopylae.

Celah Thermopilai adalah celah antara Gunung Oita dan rawa-rawa sepanjang Teluk Mali, Yunani. Pada Celah Thermopilai inilah Leonidas bersama 300 prajurit Sparta dan sekutunya melawan tentara Persia (480 SM).

CARA MUDAH MENDAPATKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI

Xerxes mengumpulkan pasukan darat dan angkatan laut yang besar untuk menaklukan seluruh Yunani.
Jenderal Athena, Themistokles mengusulkan agar pasukan Yunani yang di pimpin oleh raja leonidas agar bertahan di celah Thermopylae, untuk menghalangi gerak maju pasukan Persia.

Akan tetapi pihak Yunani tidak tinggal diam dalam menghadapi ancaman serangan armada besar Xerxes. Tahun 481 SM, Athena dan tiga puluh kota lain bergabung dalam sebuah liga baru, yaitu Liga Helenik. Liga ini dibentuk sebagai liga pertahanan melawan kekuatan Persia. Pihak Sparta, yang bergabung dengan liga tersebut, mejadi yang paling berpengalaman dari angkatan perang gabungan anti-Persia.

Di musim gugur tahun yang sama, Xerxes bergerak dengan pasukannya ke Sardis, di mana mereka beristirahat di musim dingin, mengumpulkan kekuatan, dan mempersiapkan perjalanan selanjutnya. Kemudian, di musim semi tahun 480 SM, ia bersama pasukannya menyeberangi Helenspot dengan jembatan Photon (Jembatan dari perahu). Mereka kemudian menyusuri pesisir untuk menuju jantung Yunani.

Setelah tiga hari mengirimkan ratusan ribu prajurit melawan sekumpulan kecil pasukan Yunani, Xerxes mundur untuk berpikir ulang.
Ketika Xerxes dan pasukannya sedang memikirkan strategi untuk menembus garis pertahanan pasukan Yunani di Thermopylae, muncul seorang pengkhianat dari kubu Yunani bernama Ephialtes. Ephialtes menunjukkan kepada pasukan Persia, jalur tersembunyi yang mengarah ke belakang garis pertahanan pasukan Leonidas.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Xerxes mengirimkan seorang komandannya untuk mendaki gunung itu bersama bersama dengan 10.000 orang yang sangat terlatih, petarung elit yang disebut oleh Herodotus sebagai para “Imortal”. Ketika pasukan itu mulai turun dari pegunungan, mereka mulai melingkari pasukan Yunani dari belakang.

Leonidas yang melihat bahwa angkatan perangnya hampir terkepung, menyadari bahwa mereka sudah kalah perang. Dia memerintahkan semua orang, kecuali hanya tiga ratus pasukan Sparta, untuk mundur kembali ke Selatan. Tiga ratus orang Sparta ini, bersama dengan beberapa pasukan dari Thebes, dan Thespia yang menolak pergi, mereka bertempur melawan Xerxes dengan tujuan membendung pasukan Persia untuk sementara.

Pasukan Sparta bertempur sampai tidak ada yang tersisa, sebelumnya mereka sudah mengetahui bahwa mereka akan bertempur sampai mati. Mereka bertarung menggunakan tombak. Sewaktu tombak mereka hancur, mereka bertarung dengan pedang. Begitu pedang patah, mereka bertarung dengan gigi, dan tangan sampai tumbang.

Sejarawan Herodotus memperkirakan bahwa pasukan kecil ii merengut korban jiwa 20.000 pasukan Persia, selain pasukan biasa, para Imortal juga banyak yang tewas, ditambah meninggalnya dua adik Xerxes.

Pertempuran terakhir Leonidas bersama pasukanya mengilhami bangsa Yunani untuk angkat senjata demi kebebasan mereka. Kemenangan-kemenangan mereka atas orang-orang Persia di laut (Salamis), dan di darat  (Platea) memastikan bahwa Xerxes adalah penguasa Persia pertama, sekaligus terakhir, yang pernah  menginjakkan kaki di tanah Yunani.

Keberanian, dan pengorbanan pasukan Sparta kemudian dikenang dalam epitaf yang diguratkan di atas batu penanda pertempuran terakhir mereka di Thermopylae.

Akexander Bogdanov Melawan Untuk Tua Namun Akhirnya Mati Melawan Takdir

 Akexander Bogdanov Melawan Untuk Tua Namun Akhirnya Mati Melawan Takdir


Pernahkah kita berfikir untuk melawan takdir? Manusia di ciptakan dari air yang hina yaitu sperma, bahkan saking hinanya dijual belikan pun tak laku lebih banyak dibuang oleh remaja yang sudah mengenal dunia kenikmatan dengan membuangnya di kamar kecil.

Lalu tumbuhlah janin ketika sel sperma bertemu dengan sel telur yang dimiliki wanita, hingga lahirlah manusia yang masih tak berdaya dengan tubuh mungil dan menggemaskan. Bertambahnya tahun umur manusia semakin tinggi maka manusia mengalami fase penuaan.

Akexander Bogdanov Melawan Untuk Tua Namun Akhirnya Mati Melawan Takdir

Menjadi tua adalah takdir yang di peroleh manusia, tak perduli manusia itu mau percaya adanya Tuhan atau tidak yang jelas tua itu pasti terlebih lagi kematian lebih pasti lagi. Sebab jelas semua yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya kematian.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI

Hingga di suatu senja ketika Uni Soviet masih ada, ketika Vladimir Lenin dengan gagah perkasa terkenal sebagai pemimpin komunis nomor satu. Alexander Bogdanov hadir sebagai seorang ilmuwan komunis, sebenarnya ia juga tokoh revolusioner, ahli di banyak bidang.

Akexander Bogdanov Melawan Untuk Tua Namun Akhirnya Mati Melawan Takdir

Hingga ia ingin menjadi tetap muda, menolak untuk menderita dan menjadi tua. Maka ia menerapkan ilmu transfusi darah pada tubuhnya tujuannya agar tetap awet muda, dengan menambahkan darah muda yang segar ke dalam tubuhnya.

Transfusi darah saat ini memang di pakai untuk orang-orang yang banyak kehilangan darah, bahkan bila tidak dilakukan transfusi darah resikonya adalah nyawa. Namun tentu saja transfusi darah memiliki resiko tersendiri bila tidak di teliti dengan baik, untuk itu PMI menjadi pusat persediaan kantong darah yang sangat berharga di Indonesia.

Akexander Bogdanov Melawan Untuk Tua Namun Akhirnya Mati Melawan Takdir

Kembali kepada Bogdanov, ia membuat eksperiment dengan peremajaan kembali (rejuvenation) melalui sistem transfusi darah. Apakah berhasil?

CARA MUDAH MENDAPATKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI

Disaat itu Bogdanov belum memiliki hasil test gemilang karena ia keburu meninggal, karena darah yang ia transfusikan ternyata tidak steril karena terjangkit Malaria dan TBC maka Bogdanov tidak bisa bertambah tua lagi karena ia sudah menutup mata selamanya sebelum beranjak tua. Ia telah mati melawan takdir.

Akexander Bogdanov Melawan Untuk Tua Namun Akhirnya Mati Melawan Takdir

Dengan adanya penemuan transfusi darah ini ternyata masih di pakai hingga kini, namun eksperiment Bogdanov untuk menolak tua di teruskan oleh dokter dari Stanford, Jesse Karmazin. Ia menyuntikkan 2,5 liter plasma darah remaja kepada orang lanjut usia.

Klaimnya para lansia meningkat daya ingatnya, fungsi jantung, serta penampilan. Namun secara uji klinis tidak ada klaim yang membuktikan Jesse Karmazin telah berakhir dengan sukses. Sepertinya kalau berhasil ini adalah operasi plastik dari dalam tubuh.

Transfusi darah memang sangat beresiko, tapi manusia yang ingin keabadian rela merogoh kocek terdalamnya untuk menolak menjadi tua. Dan para ilmuwan masih terus meneruskan langkah Bogdanov untuk mewujudkan idenya, setidaknya manusia akan terus mencoba melawan takdir walau sebenarnya itu hal yang pasti.

Akexander Bogdanov Melawan Untuk Tua Namun Akhirnya Mati Melawan Takdir

Kita tunggu saja terobosan ilmu pengetahuan selanjutnya, pemikiran out of the box memang terlihat konyol tapi dari sinilah manusia berkembang menjadi lebih modern. Apa agan ingin melawan takdir juga? Seperti wajah agan lelaki perkasa dirubah ingin menjadi Lucinta Luna yang imut dan lucu! Setidaknya perbuatan itu adalah salah satu contoh melawan takdir yang sudah sukses dilakukan oleh manusia. 

Vladimir Drakula: Bagaimana Soviet Mencoba Menciptakan Makhluk Abadi?

 Vladimir Drakula: Bagaimana Soviet Mencoba Menciptakan Makhluk Abadi?

Vladimir Drakula: Bagaimana Soviet Mencoba Menciptakan Makhluk Abadi?
Mengingat rumor, Rusia sering berharap semua teori tentang tentara super dan X-Men itu benar. Sayangnya, Uni Soviet hanya berusaha membuat politisi abadi (tidak sekeren tentara super — tetapi ini tetap keren, bukan?)
Tidak lama sebelum kematian Vladimir Lenin pada tahun 1924, sebuah masyarakat klandestin muncul di Rusia. Para anggotanya akan berkonspirasi untuk bertemu di rumah-rumah aman (safehouse) di mana mereka memanggil sukarelawan untuk transfusi darah. Menyeramkan, bukan? Anda mungkin dimaafkan jika berpikir ini sebuah sekte atau mungkin sekte keagamaan, tetapi pada kenyataannya, organisasi itu dijalankan oleh atasan Bolshevik yang sangat waras, Alexander Bogdanov (nama asli Malinovsky), sekutu dekat Lenin, salah satu pendiri partai dan ilmuwan terkenal di balik Institut Sosialis.
Vladimir Drakula: Bagaimana Soviet Mencoba Menciptakan Makhluk Abadi?
"Sang visioner hebat", begitu ia dipanggil oleh para pengikut, sedang berusaha membuka rahasia keabadian.
Dracula dari Bram Stoker sangat disukai pembaca di Kekaisaran Rusia, termasuk Nicholas II sendiri. Ketertarikan ini terbawa ke zaman Sosialis. Makna darah dan pengorbanan menikmati semangat mistis di negara yang baru saja kehilangan dua juta orang dalam perang yang belum pernah dilihat dunia dalam skala atau efisiensi kebrutalan.
“Mengapa mereka tidak bisa membangkitkannya kembali?”, tulis kalangan tentara tentang kematian Vladimir Lenin pada 1924. Gagasan bahwa sosok perawakan kolosal seperti itu bisa mati adalah tidak terduga.


Lenin tampaknya lelah oleh stres, keletihan dan kekurangan gizi — semuanya mengarah pada sekumpulan gejala yang menimpa hampir setiap penguasa generasi lama Bolshevik, yang baru berusia pertengahan tiga puluhan. Mereka bahkan tidak punya waktu untuk memulai 'membebaskan dunia dari tirani kapitalis' dengan benar. Sesuatu harus dilakukan.
Bukan rahasia lagi bahwa Rusia pada masa awal Bolshevik adalah negara yang sangat eksperimental. Tidak ada batu yang terlewat dalam pencarian untuk Rusia yang sempurna — termasuk reformasi seks yang terkenal.
Dengan daya pikat mistis darah, beberapa ilmuwan pada waktu itu juga berteori bahwa seluruh kepribadian, jiwa, dan sistem kekebalan tubuh seseorang terkandung dalam darah mereka.

Bogdanov adalah seorang ilmuwan. Tidak hanya itu — ia adalah seorang polimatik dan seorang pengamat bintang yang sangat tertarik pada Mars, yang ia bayangkan sebagai masyarakat utopis sosialis dari saudara lelaki sedarah. Ide-ide ini menjadi landasan dasar bagi novelnya, Bintang Merah, tentang seorang ilmuwan yang melakukan perjalanan ke Planet Merah, dan menemukan bahwa kaum Komunis di sana hampir mencapai keabadian, semuanya berkat budaya darah.
Lenin kecewa dengan kesibukan Bogdanov dengan fantasi dan fiksi ilmiah, yang menyebabkan keretakan di antara keduanya, Lenin percaya bahwa Bogdanov membuat orang mengejar mimpi-mimpi bodoh alih-alih fokus pada penempaan Revolusi. Akan tetapi Bogdanov terlalu berguna pada saat itu, menjadi tokoh kedua dalam partai — ia mengarahkan kaum Bolshevik selama pengasingan Lenin.


CARA MUDAH MENDAPATKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI


Berpisah dengan Lenin
Vladimir Drakula: Bagaimana Soviet Mencoba Menciptakan Makhluk Abadi?
Meski begitu, persahabatan mereka tidak mungkin selamat dengan perbedaan mereka: Lenin mengadvokasi dialog dan kerja sama, termasuk partisipasi dalam Duma (badan legislatif Rusia). Bogdanov tidak menginginkan bagian di dalamnya, lebih condong ke kiri daripada yang dilakukan Lenin sendiri.

Bersama dengan temannya, Leonid Krasin, Bogdanov membentuk sayap militer di bawah Komite Sentral RSDLP. Uang dari penyitaannya akan didistribusikan ke berbagai organisasi yang dikendalikan oleh Lenin dan Bogdanov. Yang belakangan Bogdanov  sangat marah karena lebih banyak uang tampaknya digunakan untuk tujuan Lenin.
Bogdanov kemudian akan segera dikeluarkan dari Partai Buruh. Ia dan Lenin terpecah karena interpretasi mereka tentang Marxisme, dan karya-karya Lenin mulai mencerminkan hal itu, memanggil Bogdanov untuk pandangan borjuisnya. Pada titik itu, bahkan keluarga Lenin berpikir dia bisa mengalahkannya. Tetapi Bolshevik tidak memilikinya — bahkan melarang novel-novel Bogdanov dibaca di dalam rumah tangga.
Bogdanov, di sisi lain, menganggap cita-cita Lenin sebagai 'Marxisme absolut' — “pengisap darah Dunia Lama”, yang mengubah pengikut vampir, dan menjadikan ketua di antara mereka adalah Lenin. Bogdanov telah kehilangan partainya, pekerjaannya, dan kredibilitasnya ketika bertukar syair sastra dengan orang-orang yang dianggapnya teman-temannya.
Namun, setelah kehancuran Perang Dunia I, secercah cahaya muncul: "sains bisa melakukan apa saja" adalah mantra tahun 1920-1930-an.
Mikhail Bulgakov kemudian menerbitkan karya sains ilmiah satir  yang brilian — A Dog’s Heart, yang berbicara tentang mentransfer jiwa anjing ke dalam manusia, tanda lain dari zaman. Menjadi jelas bahwa sains mulai mengambil inspirasi dari fiksi. Dengan Bogdanov sebagai pendukung utama.
Vladimir Drakula: Bagaimana Soviet Mencoba Menciptakan Makhluk Abadi?

Masalah dengan ilmu pengetahuan Bogdanov

Bogdanov tidak peduli dengan apa yang kita ketahui tentang darah hari ini — dari golongan darah dan sistem darah Rh ke seluruh faktor lainnya. Ilmu pengetahuannya penuh dengan bahaya, dengan dia yang paling sering menjadi kelinci percobaan.
Darah akan diambil dari pasien, dituangkan ke dalam wadah steril dan dicampur dengan agen anti-pembekuan darah, sebelum transfusi terjadi. Mereka harus cepat juga, untuk mencegah pembentukan bakteri.
Basis penggemar Bogdanov tumbuh ketika eksperimen gila batas ini mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan: Bogdanov sendiri dikatakan mulai terlihat 5-10 tahun lebih muda, sementara asam urat istrinya juga mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Orang tidak bisa mempercayai mata mereka!
Tidak akan lama sebelum Stalin sendiri digigit oleh serangga sains, menuntunnya untuk memanggil Bogdanov dan eksperimennya, bahkan menyarankan agar ia bergabung kembali dengan partai yang ia usir dari pendahulunya.


Vladimir Drakula: Bagaimana Soviet Mencoba Menciptakan Makhluk Abadi?Stalin tentu saja bukan Lenin, dan percaya bahwa ia membutuhkan setiap sisi jika (kapan) Perang Dunia berikutnya akan terjadi. Tidak ada uang yang dihemat untuk menemukan aplikasi militer untuk transfusi.
Institut Transfusi Darah didirikan pada tahun 1926 atas perintah pemimpin. Bogdanov menjadi direktur. Ketertarikan dengan gagasan persaudaraan darah yang diekspresikan dalam novel fiksi ilmiah Mars-nya akhirnya akan mulai menghasilkan sesuatu.
Tragisnya, ilmuwan gila dan fiksi ilmiah Bolshevik tidak punya cukup waktu untuk mempelajari efek dari prosedur peremajaannya. Kami tidak tahu tentang eritrosit atau plasma atau pemeriksaan dan praktik yang ada hari ini untuk transfusi bisa berhasil.
Bogdanov sangat tertarik pada apakah seluruh pertahanan kekebalan tubuh seseorang juga ditransfer melalui darah. Tampaknya seorang pemuda yang menderita TBC adalah kandidat yang sempurna untuk menguji teori itu.
Satu liter darah dipertukarkan antara pasien dan 'dokter'.
Itu tidak membantu bahwa Bogdanov membandingkan darahnya sendiri dengan darah Drakula — kebal terhadap penderitaan manusia. Transfusi kedua belas itu akan menjadi yang terakhir untuknya. Dalam waktu tiga jam, keduanya mulai mengalami kemunduran yang mantap: demam, mual, muntah — semua tanda keracunan serius.
Namun, Bogdanov memutuskan untuk menyimpan transfusi. Pada hari yang sangat menyakitkan itu, dia bahkan merasa lebih buruk daripada Kaldomasov yang buruk — penderita TBC. Meskipun demikian, dia menolak perawatan dalam upaya sia-sia untuk memahami apa yang telah terjadi.
Ginjal Bogdanov menyerah dalam 48 jam, menghasilkan kematian akibat reaksi hemolitik. Kata-kata terakhirnya, menurut wawancara Channel 1 dengan keturunan dekat dan ekonom Vladimir Klebaner, adalah “Lakukan apa yang harus dilakukan. Kita harus berjuang sampai akhir.” Dia meninggal pada tanggal 7 April 1928, berusia 54 tahun.
Tapi bagaimana dengan muridnya? 21 tahun telah hidup. Para dokter tidak tahu mengapa, bahkan setelah transfusi menit terakhir gagal menyelamatkan Bogdanov dari kematian. Kelak akan menjadi jelas bahwa prosedur terakhir ini bukan pelakunya (baik dia dan Kaldomasov adalah tipe O) — tetapi 11 yang sebelumnya, telah menciptakan antibodi di Bogdanov sampai-sampai bahkan darah yang benar pun akan ditolak. Hanya itu yang kami tahu.
Stalin sangat marah. Setelah berjanji puluhan ribu rubel ke lembaga darah Bogdanov, pemimpin Soviet sekarang mulai berpikir bahwa semua ilmuwan adalah penipu dan pemeras.
Pada akhirnya, bagaimanapun, itu berkat karya Bogdanov bahwa hematologi Soviet mendapat dorongan yang sangat dibutuhkan.

https://id.rbth.com/sejarah/81173-vl...viet-rusia-wyx


Kisah Hantu Bloody Mary

 Kisah Hantu Bloody Mary



Hantu Bloody Mary sudah beredar luas di Amerika sejak berabad-abad lamanya dan terus diceritakan hingga generasi berikutnya. Ha tersebut pula yang membuat legenda tentang hantu yang satu ini pun dikisahkan dalam berbagai cerita, namun satu hal yang pasti menurut legenda hantu ini hidup dan bisa dipanggil. Sekilas legenda tentang hantu Bloody Mary ini mirip dengan legenda jailangkung. Pasalnya, seperti permainan jailangkung hantu ini juga bisa dipanggil oleh siapa saja. Konon untuk memanggilnya Anda hanya membutuhkan mantra ‘Mary Worth, Mary Worth, I Believe in Mary Worth’ sebanyak tiga kali. Tapi jika hantu Bloody Mary belum muncul, konon Anda harus berputar 180 derajat sebanyak tiga kali. Saat menampakkan diri hantu ini dipercaya memiliki wujud yang sangat mengerikan dan penuh dengan darah yang mengalir keluar dari kepala sampai ujung kakinya. Menurut legenda di Negara-negara barat, siapa saja yang berani memanggil Bloody Mary maka orang itu akan di bawa ke dalam cermin untuk di jadikan sebagai tumbal.
Ada banyak versi yang beredar tentang hantu yang sangat legendaris ini, namun semua kisahnya sampai saat ini belum pernah berhasil terbongkar.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI

Penyihir
Sampai saat ini legenda tentang Bloody Mary masih menjadi kisah yang sangat misterius. Tapi beberapa kalangan percaya bahwa hantu wanita ini dulunya adalah seorang penyihir yang hidup lebih dari seratus tahun lamanya bernama Maria Worth. Menurut legenda mereka Maria dulu adalah seorang penyihir yang sangat hebat, bahkan konon dengan satu jentikan tangan dan mantra yang ia bacakan Maria bisa membuat makhluk gaib berada di bawah kendalinya. Konon Maria banyak membunuh wanita untuk dijadikan sebagai tumbal agar ia bisa memiliki kecantikan yang sempurna dan juga hidup abadi. Maria tewas secara mengenaskan dengan cara dibakar hidup-hidup, tapi banyak orang yang percaya jika Maria tidak tewas karena ia berhasil diselamatkan oleh jin dan di bawa masuk ke dalam sebuah cermin.

Gadis Cantik yang Mengalami Kecelakaan
Kisah legenda lainnya yang juga banyak dipercaya merupakan awal kemunculan hantu Bloody Mary adalah kisah hidup dari seorang wanita bernama Mary Worth. Konon sekitar abad 16 yang lalu Mary merupakan wanita yang punya kecantikan yang sangat sempurna, bahkan menurut legenda Mary kala itu sangat digilai oleh para pria. Tapi semuanya berubah setelah Mary mengalami sebuah insiden kecelakaan hebat yang menghancurkan semua kecantikannya, konon atas insiden tersebut Mary tidak bisa dikenali lagi. Karena wajahnya yang sangat hancur dan tidak berbentuk lagi orang tua Mary menyingkirkan semua kaca yang ada di rumahnya untuk menjaga perasaan anaknya. Namun karena merasa penasaran suatu saat Mary diam-diam menyelinap ke dalam sebuah gudang. Di gudang tersebut Mary berhasil menemukan sebuah cermin besar seukuran tubuh, ia pun melanggar perintah Ibunya dan mulai bercermin. Betapa kagetnya Mary saat ia melihat wajahnya yang ia sendiri tidak bisa kenali, dengan perasaan sedih, Mary pun menangis dan berteriak sekeras-kerasnya. Mary pun tewas dengan penuh rasa sedih. Menurut legenda, sebelum meninggal Mary sempat berkata jika dirinya akan kembali.

Memang, hampir semua kisah legenda Bloody Mary terkesan di buat-buat, namun tidak sedikit kalangan yang mengaku bahwa ia bertemu langsung dengan hantu Mary Worth saat mereka melakukan ritual pemanggian.

Sumber: SegiEmpat

Rabu, 09 September 2020

Lowongan Kerja Online Freelance tanpa syarat pendidikan



ini adalah pekerjaan freelance untuk kalian yg lagi butuh banget penghasilan. Kenapa hanya untuk orang yg butuh banget penghasilan? Karena pekerjaan yg satu ini penghasilannya ga besar,  sekitar $0,5 sampai $1,5 per jam. Jadi memang sebaiknya untuk orang yg sangat membutuhkan penghasilan. Bisa dapat lebih tinggi dari itu jika akurasi, kecepatan, dan jumlah jam kerjanya tinggi. Semakin banyak jam kerja kalian, semakin tinggi bayaran per jamnya. Begitu pula dengan akurasi dan kecepatan.

Pekerjaannya seputar annotation, terbagi menjadi 2: 2D annotation dan 3D annotation. Singkatnya, ada gambar 2D atau 3D yg harus kalian anotasi untuk menunjukkan objek apa saja yg ada di gambar itu. Yg 2D annotation lebih mudah tapi bayarannya lebih rendah dan spek komputer bisa lebih rendah juga. Kalau 3D annotation, lebih kompleks dan butuh spek yg lebih tinggi (ga bisa spek kentang), tapi bayarannya juga lebih tinggi. saya sarankan pake Microsoft Edge yg paling ringan.

Hasil dari pekerjaan kalian akan digunakan untuk berbagai macam teknologi salah satunya robotik. pernah dengar ada mobil yg bisa jalan sendiri tanpa supir? nah data-data perkerjaan kalian akan digunakan untuk mengembangkan teknologi itu. dari situlah kalian mendapatkan upah.

Sebelum kalian mulai kerja tentu saja kalian harus melewati tahapan training dulu. Setiap project trainingnya beda. Tapi trainingnya tidak lama. Paling 2-3 hari udah selesai kalau dikerjain full.

jam kerjanya bebas kalian bisa ambil berapapun atau kapanpun tidak ada jam kerja tapi setiap tugas harus diselesaikan kurang dari 2 hari karena jika lewat mala perkerjaan dianggap hangus dan akan diserahkan ke orang lain dan kalian harus mulai pekerjaan lainnya dari awal.

Upah dikirim via Paypal setiap minggu sekitar hari kamis.

PERINGATAN !! SEMUA KETERANGAN MENGGUNAKAN BAHASA INGGRIS

Link daftarnya disini: https://www.remotasks.com/r/BCURRPUB

Senin, 07 September 2020

Isabella Guzman




Isabella Guzman, gadis kelahiran tahun 1995 asal Colorado, Amerika Serikat tega menghabisi nyawa ibunya sendiri dengan menikam wajah dan leher ibunya sebanyak 151 kali. Akibat tindakannya itu, Isabella disebut-sebut sebagai salah satu sosok perempuan berdarah dingin di dunia, meskipun faktanya dia punya gangguan kejiwaan karena orang tuanya bercerai sewaktu ia masih kecil.

Sebelum pembunuhan sadis itu terjadi, Isabella dan Ibunya, Yun-Mi Hoy, diketahui kerap bertengkar, terutama semenjak Ibunya menikah lagi. Menurut keterangan aparat setempat, dari hari ke hari Isabella semakin sering melawan ibunya, yang diduga karena kesal ibunya menikah lagi. Ia dianggap semakin mengancam dan durhaka.

Pada tahun 2013, Isabella melancarkan aksinya di rumah ibunya di blok 2600 Jalan South Lima, Colorado, Amerika Serikat. Sehari sebelum menikam ibunya, Isabella juga sempat mengirimkan surel (email) kepada ibunya yang isinya "Kau akan menebusnya".

Ketika menerima surel itu, ibunya sempat menelepon kepolisian dan meminta datang ke rumahnya. Polisi pun datang memenuhi permintaan ibunya. Setelah berbicara dengan Yun-Mi Hoy dan Isabella, petugas memutuskan ada "masalah keluarga yang sedang berlangsung di antara mereka dan tampaknya sudah diselesaikan," menurut pernyataan di dokumen pengadilan.
 
Ryan Hoy (ayah tiri Isabella) memberi tahu pihak berwenang bahwa setelah petugas pergi, Isabella pergi ke kamar tidurnya sementara Yun-Mi Hoy kembali bekerja.

Ketika Yun-Mi Hoy tiba di rumah sekitar pukul 21:30 malam, dia langsung naik ke atas untuk mandi. Ryan mengatakan kepada polisi bahwa dia kemudian mendengar suara dentuman dari lantai atas dan istrinya itu memanggil namanya.

Ryan mengatakan kepada pihak berwenang bahwa ketika dia mencoba membuka pintu kamar mandi, Isabella mendorongnya dengan punggungnya agar tetap tertutup.

Ryan kemudian turun ke bawah, menelepon 911 dan mengatakan kepada petugas operator bahwa istri dan putrinya ada di dalam kamar mandi dan dia bisa melihat darah mengalir dari bawah pintu ke kamar mandi. Dia juga memberi tahu polisi bahwa ketika dia kembali ke atas, dia melihat Isabella berdiri di ambang pintu kamar mandi sambil memegang pisau.

Polisi menemukan jasad Yun-Mi Hoy dalam keadaan mengenaskan di dalam kamar mandi lantai dua berselang beberapa jam kemudian. Isabella kemudian diringkus dalam waktu 16 jam semenjak ditetapkan sebagai buronan. Ketika itu, usianya masih 18 tahun. Kini, ia sudah 25 tahun.

Ketika disidang di pengadilan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, Isabella sempat tersenyum kearah kamera wartawan yang menyorotnya.

Pengadilan Colorado sendiri memvonis Isabella tidak bersalah. Ia dikirim ke Rumah Sakit Pemerintah di Pueblo untuk menjalani perawatan kejiwaan alih-alih dikirim ke penjara. Menurut keterangan dokter yang merawatnya, dr Richard Pounds, Isabella didiagnosa mengalami paranoia schizophrenia.

.
SC: Tribunnews

Kamis, 03 September 2020

Axiom


Written by: Seputo Shirega
___________________________

Kicauan burung terdengar sangat jelas seolah mereka sedang terbang hanya beberapa meter saja di atas kepalaku. Tak hanya itu, hembusan angin begitu terasa menerpa tubuh seperti aku sedang terbang bersama burung-burung ini.


Lalu dengan perlahan aku mencoba membuka mataku dan tampaklah sebuah pemandangan kota pada siang hari yang begitu terik. Ratusan gedung pencakar langit menghiasi setiap sudut kota ini. Bahkan saat ini aku tengah berdiri di salah satu gedung pencakar langit yang paling tinggi.

Aku merinding saat ujung sepatuku hampir tak lagi menapak pada tembok pembatasnya. Dengan cepat aku mendorong tubuhku ke belakang karena  jatuh dari ketinggian seperti ini adalah akhir dari segalanya.

Kucoba berdiri lalu kembali menatap pemandangan kota itu. Mencoba mengingat-ingat apa yang membuat aku bisa berdiri di atap pencakar langit yang paling tinggi ini.

Namun usahaku sia-sia. Tak ada ingatan yang terbesit saat aku mencobanya. Semuanya terlihat hitam dan hanya sakit kepala yang kudapat jika aku memaksa mengingatnya.

Perlahan kulangkahkan kakiku meninggalkan tempat itu. Di ujung sana terdapat pintu bertuliskan 'Exit' di atasnya.

Ekspetasiku berbeda. Saat pintu itu kubuka, yang kujumpai hanya sebuah lorong pendek dengan ujung lorongnya terdapat tangga yang melika-liku sampai ke lantai terbawahnya. 

Tak ada pilihan lain. Aku memang tak menemukan apapun selain lorong sepi dan tangga ini. Dengan cepat aku menuruninya hingga aku sampai satu lantai di bawah atap tadi. Lalu memutar kemudian menuruni tangga ini lagi sampai aku benar-benar mencapai lantai terbawahnya.

Di bawah begitu sepi, beberapa kertas yang berterbangan menyambutku seolah tertiup angin. Aku yakin ini adalah lobby sebuah kantor perusahaan. Namun tak ada siapapun disini.

Ya, aku tak bisa mengingat apapun. Tentang bagaimana aku bisa berdiri di atas atap tadi semetara kantor ini terlihat sangat sepi.

Kucoba meraih gagang pintu keluarnya, namun itu terkunci. Lalu saat aku menoleh, terdapat sebuah pintu besi lain di ujung lorong. Beruntungnya, pintu besi itu tak terkunci.

Saat di luar aku pun kembali dibuat keheranan pasalnya hari tiba-tiba sudah malam padahal saat aku di atas tadi masih terasa panas teriknya. Menyadari bahwa saat ini aku berada di area belakang gedung ini, ku lirik kiri dan kanan namun tetap tak menemukan siapapun selain sebuah sepeda yang tersandar di tembok.

Dengan perasaan gelisah dan penuh tanda tanya aku menyusuri kota sepi itu sendirian bersama sepeda ini. Listrik tetap menyala, hanya saja seperti tak ada kehidupan disini.

Kerongkonganku yang terasa kering memaksaku untuk menghentikan sepedaku di sebuah supermarket. Siapa sangak akhirnya aku menemukan seseorang di kota ini. Dia adalah pemilik supermarket itu yang sedang merapikan meja kasirnya.

Dengan suasana hati yang gembira aku mengambil sebotol minuman soda lalu akan mengobrol sedikit dengannya tentang kota yang terlihat aneh ini.

Namun aku salah. Saat hendak membayar minuman ini, pemilik supermarket itu berbalik dan memperlihatkan kedua bola matanya yang hitam pekat menatap tajam ke arahku.

Seketika aku merinding, yang kulihat bukanlah sesosok manusia. Aku tak tahu pasti makhluk apa itu, yang jelas saat ini aku harus pergi menjauh dari tempat aneh ini.


Sangkin paniknya, aku sampai lupa untuk mengambil sepeda yang tadinya kuparkirkan.

Itu tak penting sekarang, tempat ini benar-benar aneh. Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan makhluk apa tadi itu. Tapi yang jelas saat ini aku tak berani untuk berbalik.

Beruntungnya di sebuah sudut ruko aku melihat sepasang kekasih tengah asik berciuman. Aku pikir akan selamat jika meminta pertolongan mereka.

Namun, saat aku sudah sampai, yang kulihat justru hal menakutkan lainnya. Kedua mata pasangan itu juga menghitam pekat. Ketakutanku semakin menjadi-jadi. Aku berlari tanpa arah hingga memilih untuk memasuki sebuah toko permainan arcade yang kuyakin pasti ada seseorang di sana yang bisa menolongku.

Suasana sepi menyelimuti toko itu. Satu per satu mesin game yang di susun berjejer bermain dengan sendirinya tanpa ada yang memainkannya. Hingga saat berbelok disebuah game casino, dua orang berpakaian pegawai toko itu berdiri membelakangiku.

Berkali-kali kucoba memanggil mereka berdua namun tak ada jawaban sampai saat kuputuskan untuk mendekat, mereka berbalik dan lagi, kedua mata mereka hitam pekat.

Ini sudah tak masuk akal. Tempat ini ... bukan, kota ini benar-aneh. Semua manusia yang kutemui di kota ini terlihat seperti mayat hidup saja.

Aku pun berlari menuju pintu keluarnya. Namun sepertinya pikiranku telah di manipulasi. Seolah tempat ini membentuk sebuah labirin aneh.

Tak berpikir panjang aku memilih berlari lurus ke depan sampai menemukan pintu. Ya, meskipun bukan pintu keluar yang tadi, setidaknya aku harus keluar dari tempat ini dulu.

 Tak ada yang bisa kupercaya lagi. Semua orang yang kutemui pasti memiliki mata hitam menyeramkan itu. Apa arti semua ini? Mengapa aku bisa berada di kota aneh seperti ini?

Area belakang toko permainan arcade itu merupakan sebuah parkiran. Di tangga kulihat seorang tunawisma berjaket kuning tengah duduk sambil menghirup tembakaunya.

Siapapun dia, aku berani bertaruh dia juga salah satu dari mayat itu. Benar saja, saat dia mengangkat wajahnya dapat kulihat kedua bola matanya yang hitam pekat sedang menghembuskan asap tembakaunya.

Pikiranku kacau. Aku tak tau mau kemana. Meminta tolong bukanlah jalan terbaik, karena sejauh ini semua yang kutemui adalah mayat hidup. Satu-satunya pilihan yang tersisa hanyalah pergi dari kota ini sejauh mungkin.

Tapi sebelum itu aku membutuhkan kendaran yang lebih dari sebuah sepeda.

Sembari menghindari tunawisma yang kini hendak bangkit berdiri itu, aku memeriksa satu per satu mobil yang terparkir berharap ada satu mobil yang pemiliknya lupa melepas kuncinya.

Beruntungnya, aku menemukannya! Sebuah mobil sedan berwarna biru gelap. Saat kucoba beberapa kali untuk menyalakannya, mesinnya tak mau menyala, sementara tunawisma itu sudah berdiri di samping jendela sambil mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil ini dengan mata hitam pekatnya itu. Lalu saat percobaan kesekian akhirnya mesinnya menderu pertanda siap untuk berangkat.

Tanpa pikir panjang, aku menginjak pedal gas sekencang mungkin meninggalkan mayat hidup itu.

Dengan sebuah kendaraan, aku berjalan tanpa tujuan menyusuru jalanan kota yang sepi tak berpenghuni. Suasana kelam begitu terasa saat beberapa lampu etalase toko sesekali berkedip.

Hingga akhirnya perjalananku berhasil membawaku keluar dari perkotaan. Hanya ada ilalang di kiri dan kanan. Kabar buruknya bahan bakar mobil ini telah habis dan berhenti total di tempat paling tidak menguntungkan.


Aku terjebak dalam kondisi kian serius. Tak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memilih berlindung di dalam mobil sambil sesekali memandang sekitar berharap tak ada mayat hidup yang menyadari keberadaanku.

Cukup lama aku terjaga sampai akhirnya kelopak mataku memberat dan akhirnya membuatku tertidur di atas roda stir mobil ini.

*

Matahari terbit tepat di depanku. Cahayanya yang menyilaukan memaksaku untuk membuka kedua mataku.

Pagi telah tiba dan aku menyadari bahwa kondisiku saat ini sama saja. Tak punya tujuan dan tersesat tanpa makanan apapun.

Aku menatap kaca spion untuk mengumpulkan kembali kesadaranku sepenuhnya dengan cara menepuk-nepuk pelan kedua pipiku.

Namun sesuatu tak terduga terjadi. Sekelebat aku melihat di pantulan kaca spion mobil bahwa bola mataku berubah menjadi hitam untuk sesaat.

Sepertinya suatu virus secara tak sengaja menginveksiku ketika masih berada di kota aneh itu. Dan aku mulai menunjukkan gejalanya.

Jika memang, aku harus mencari bala bantuan secepatnya. Meski harus berjalan kaki, aku tak peduli. Setidaknya aku ingin seseorang menyelamatkanku. Aku tak mau mati seperti ini dan berubah menjadi mayat hidup seperti orang-orang di kota itu.

Jalan panjang kutempuh dengan berlari kecil. Aku tak tahu sekarang berada di mana. Hanya ada puluhan kincir angin yang berbaris di sepanjang bukit.

Tapi rasa letih, lapar dan haus begitu parah. Aku hampir berada di titik terlemahku. Melanjutkan perjalanan tanpa arah seperti ini hanya akan membuatku mati di tengah jalan. Mungkin aku harus mendaki bukit untuk bisa melihat kemana aku akan pergi selanjutnya.

Lalu aku memilih bukit paling tinggi agar semua daratan dapat terlihat dari atas sana. Hingga saat kakiku berhasil memijak puncaknya. Sebuah kenyataan yang selama ini kulupakan kembali kuingat.

Aku berdiri di atas bukit menatap sebuah panorama indah, yakni sebuah perkotaan kecil yang bangunannya dominan terbuat dari beton dan bata. Lalu dari kejauhan tampak sebuah Gunung yang puncaknya mulai mengeluarkan kepulan asap pekat.

Tak berselang lama, gunung itu meletus, awan panas, muntahan lahar-lahar berterbangan memporak-porandakan kota kecil itu.

Disinilah aku mendapatkan kembali semua ingatanku. Alasan mengapa aku berdiri si ujung atap pencakar langit itu adalah tempat dimana aku sedang berdiri saat ini.

Ya, aku yakin pencakar langit tempat aku tersadar itu ternyata dulunya adalah bukit tinggi yang saat ini kupijak. Orang-orang dengan mata hitam pekat yang kutemui di kota itu ternyata adalah korban dari letusan gunung api yang kini tengah kusaksikan kedahsyatannya.

Mereka sebenarnya mencoba menyadarkanku bahwa aku telah lama mati bersama-sama dengan mereka akibat erupsi parah gunung itu. Namun, karena aku tak mau mengakui bahwa aku sudah mati membuatku selalu hidup dalam bayang-bayang sampai sebuah perkotaan dengan pencakar langit dibangun di atas perkotaan yang dulunya telah rata dengan tanah itu.

Bodohnya aku yang lari dari kenyataan selama ini. Aku telah membohongi diriku sendiri dengan beranggapan bahwa aku masih hidup sampai zaman dimana sebuah peradaban modern telah muncul dan kota yang ternyata bernama Pompeii ini telah musnah 79 Masehi yang lalu bersama-sama dengan aku oleh sebuah letusan gunung bernama Vesuvius.

Ya, akhirnya aku bisa kembali ke alamku dengan tenang. Mulai saat ini aku tak lagi hidup dalam bayang-bayang. Itu artinya saat ini kedua mataku pasti telah berwarna hitam pekat.

TAMAT
_________
#story

Note: Jadi cerita ini saya angkat dari kisah nyata kota Pompeii. Namun alurnya saya terinspirasi dari Music Videonya Bastille dengan judul yang sama, yaitu Pompeii.

Jumat, 28 Agustus 2020

Dwayne Johnson pamer kostum black adam

2.912. INFO FILM
.
Pada bagian lengan dan tulang kering terdapat pelindung, kemudian pada bagian dada terlihat logo petir berwarna kuning.
.
"Pria berpakaian hitam datang untuk menghancurkan mereka semua," penggalan penjelasan Johnson terkait video tersebut.
.
Setelah itu, aktor yang memiliki nama julukan The Rock ini juga mengunggah cuplikan film Black Adam. Video berdurasi satu menit itu menjelaskan asal-usul Black Adam.
.
Ia diceritakan berasal dari tempat bernama Kahndaq. Selain terdapat kehidupan manusia pada umumnya, pada tempat itu juga bersemayam kekuatan ajaib.
.
Kebanyakan penduduk di sana tidak memiliki apa-apa, bahkan mereka menjadi budak. Ketika Kahndaq membutuhkan pahlawan, yang muncul justru sosok Black Adam.
.
"Saya melakukan sesuatu yang perlu diselesaikan, dan mereka memenjarakan saya karena itu. Saat ini, lima ribu tahun kemudian, saya bebas, dan berjanji tidak akan ada yang menghentikan saya lagi," kata Black Adam.
.
Black Adam merupakan salah satu karakter DC Comics. Ia pertama kali muncul dalam komik The Marvel Family yang rilis pada Desember 1945 oleh penulis Otto Binder dan komikus C. C. Beck.
.
Tokoh bernama asli Theo Adam ini merupakan penjahat dan salah satu musuh Shazam. Ia memiliki kemampuan kekuatan, kecepatan, dan stamina di atas rata-rata.
.
Hingga kini, belum ada sinopsis resmi film Black Adam dari rumah produksi Warner Bros. Namun, kemungkinan besar film itu akan menjadi genesis karakter Black Adam agar bisa masuk dalam seri film Shazam!.
.
Pada Juli lalu, aktor Noah Centineo dipastikan akan tampil dalam film Black Adam sebagai Atom Smasher. Ia memiliki kemampuan mengontrol struktur molekul, memanipulasi ukuran, kekuatan, serta daya tahan.
.
Karakter Atom Smasher sudah pernah muncul dalam waralaba serial televisi Arrowverse. Pada serial itu, Atom Smasher diperankan Brandon James Routh yang sebelumnya menjadi Superman dalam film Superman Returns (2006).
.
Black Adam disutradarai oleh Jaume Collet-Serra, sementara naskah ditulis oleh Adam Sztykiel. Film ini dijadwalkan rilis pada 2021 mendatang, tapi belum ada waktu pasti.
.
Sumber : cnnindonesia.com
.
#film #movie #movies #movienight #movietime #review #filmreview #moviereview #cinema #action #comedy #fantasy #scifi #historical #adventure #superhero #warnerbros #dc #blackadam #dwaynejohnson #therock #infofilm
.

Cium (Cerita Pendek)


penulis: Raditya Dika

Untuk dua orang yang sedang kencan pertama, berbagi cerita horor mungkin hal terakhir yang seharusnya mereka lakukan. Tapi, inilah yang terjadi dengan Oki dan Rahma. Inilah yang terjadi jika dua orang sudah kehabisan bahan obrolan.
Mereka berdua duduk di ruang tunggu kosan Rahma, sesaat setelah mereka nonton film di Epicentrum Walk. Kosan ini khusus putri, ibu kosnya galak, dan tamu laki-laki hanya boleh sampai di ruang tunggu. Tamu laki-laki bahkan tidak boleh memakai toilet, karena terakhir kali ada pacar seorang penghuni kos numpang buang air besar di toilet tamu, pintunya lupa dikunci. Si tamu sih asik aja jongkok menghadap ke depan pintu berjuang dengan hebat, tapi begitu ada perempuan, penghuni lain, membuka pintu itu, si tamu terkejut sampai berguling di lantai dan si perempuan menjerit membangunkan seisi kos malam itu.
Di atas sofa coklat kosan, dengan kaki naik ke atas, Rahma mulai membuka cerita horor. Cerita yang standar saja, tentang bagaimana Rahma dulu, sewaktu kecil, pernah melihat sosok perempuan berbaju putih melayang di depan jendela kamarnya. Cerita horor tentang penampakan, yang sering kita lihat di forum internet, blog, artikel, yang sering kali kita pertanyakan: nyata atau tidak.
‘Kalau kamu? Ada gak cerita horor?’ tanya Rahma, ingin gantian mendengarkan.
‘Kenapa harus banget cerita horor jam segini?’ tanya Oki, melihat ke arah jamnya. Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Rahma merajuk. ‘Film yang kita tonton tadi kurang seram. Aku mau yang seram.’
‘Aku gak tahu ini seram atau tidak, tapi aku ada cerita,’ kata Oki. ‘Masalahnya cuma satu. Kalau aku udah cerita ini, kamu tidak bisa ceritain lagi ke siapa-siapa.’
Rahma mengangguk. ‘Aku janji gak bakal cerita ke siapa-siapa.’
Oki menegakkan duduk. Dia memandang ke wajah Rahma. Dia tersenyum tipis, lalu berkata, ‘Begini ceritanya…’

Aku sekolah di sebuah SMP swasta di Bandung. Waktu itu tahun 2005, ibuku baru saja meninggal, ditabrak mobil ketika dia mengantarkan aku naik motor ke tempat les Bahasa Inggris. Aku selamat, tapi aku mulai jadi anak yang pemurung. Tidak lama setelah itu, bapakku bangkrut dari usahanya, hidup keluarga kami jungkir balik. Hampir setiap minggu ayahku berkata, ‘Kayaknya, kamu bawa sial ke keluarga ini.’
Ayahku terlalu angkuh untuk memindahkan anaknya ke sekolah negeri. Jatuh miskin adalah hal terakhir yang ayah tidak izinkan orang untuk tahu tentang keluarga kami. Menutupi kegagalan perlu usaha lebih keras daripada mencari kesuksesan. Buat aku menutupi bekas pukulan dari ayahku, juga perlu usaha, agar tidak digosipkan oleh satu sekolah.
Di SMP aku berkawan dengan dua orang, yang pertama adalah Kevin, anak seorang pemilik tambak udang di Cirebon, dan Yudi, anak orang kaya yang latar belakang keluarganya masih menjadi misteri. Banyak orang yang bilang bapaknya koruptor, ada juga yang bilang mafia judi, tapi tidak ada yang tahu pasti. Buatku yang penting Yudi masih mau berteman denganku, meskipun di sekolah dia terkenal menyebalkan.
Sepulang sekolah, di bawah langit yang setengah mendung, Yudi bilang kepadaku, ‘’Oki,’ kata Yudi. ‘Mau ikut aku sama Kevin taruhan gak?’
‘Apa?’ tanyaku.
‘Kamu tahu Rumah Kelok?’ tanya Yudi.
‘Tahu,’ jawabku, singkat. Satu sekolah tahu Rumah Kelok, sebuah rumah tua di sebuah belokan, dekat pasar. Rumah itu sudah terbengkalai cukup lama, tidak ada yang tahu siapa pemiliknya, dan menjadi urban legend di bibir warga sekitar. Ada yang melihat sosok di jendela lah, ada yang mendengar jeritan perempuan lah, tapi tidak ada yang punya bukti pasti.
Yudi berkata serius. ‘Kata Aryo anak 3C, di halaman belakang Rumah Kelok, ternyata ada pintu menuju ruang bawah tanah. Mereka sempet iseng lihat-lihat kesana, ngebuka pintunya, dan ada patung cantik di situ.’
‘Patung cantik?’ tanya Kevin.
Yudi mengangguk.
‘Ada sebuah patung, tiduran, di lantai. Patung perempuan cantik. Tapi ya, kamu tahu lah anak 3C kan cemen-cemen, jadi mereka tidak berani turun, lalu pergi. Kata Aryo sih temannya ada yang asmanya kumat, makanya mereka tidak melanjutkan ke bawah. Tapi aku rasa itu cuma alasan.’
‘Terus kita ngapain?’ tanyaku.
‘Kita ke sana dulu saja.’ Yudi lalu melangkah pergi.

Kami memasuki Rumah Kelok melalui lubang di pagarnya. Ini adalah sebuah rumah tingkat dua, dari luar terlihat terlalu simetris, pintu di tengah dengan jendela berbentuk persegi panjang, memanjang ke bawah. Ketika kami memasuki pekarangan, hawa dingin langsung terasa. Bau lumut bercampur jamur terasa menusuk, masuk ke hidung. Ini jelas, rumah yang kesepian, pikirku.
Di halaman belakang rumah, betul, ada satu buah pintu baja yang tertanam di lantai. Yudi mencoba mengangkat pintu tersebut, namun dia kesulitan. Kami perlu bertiga untuk mengangkatnya. Ketika dibuka, langsung terlihat tangga menuju bagian bawah, sebuah ruang kosong lapang di bawah tanah. Kami bisa melihat dengan samar, ada sosok patung perempuan di dalamnya. Tiduran di lantai.
‘Aryo gak bohong,’ kata Yudi.
Aku menelan ludah. ‘Terus? Apa taruhannya?’
‘Kita gambreng aja, gak usah susah-susah,’ kata Yudi.
‘Yang kalah ngapain?’ tanya Kevin.
‘Yang kalah,’ kata Yudi, dia menoleh ke arah sosok patung di lantai. ‘Cium patung itu.’
‘Cium?’ tanya Kevin.
‘Cium. Di bibir,’ jawab Yudi.
‘Ya ampun masa kalau aku kalah ciuman pertamaku sama benda gak bernyawa?’ Kevin terlihat gusar. ‘Sedih amat nih bibir.’
Aku masih melihat patung itu, bentuknya tidak jelas, tapi aku bisa melihat kepalanya, sedikit terkena cahaya. ‘Itu gelap banget sih di bawah.’
Yudi mengeluarkan senter besar dari dalam tas punggungnya, senter merah merk AOKI berukuran jumbo, 15 watt. Yudi sangat niat.
‘Ya udah yuk,’ kataku.
Kami bertiga gambreng, dan seperti nasib yang sedang tidak ramah kepada keluargaku belakangan ini, hari ini pun aku ditimpa sial. Aku satu-satunya dengan telapak yang menghadap ke atas. Untuk gambreng saja aku tidak mampu menang.
Yudi memberikan senter kepadaku. ‘Semangat ya.’
Aku menuruni satu demi satu anak tangga. Bunyi langkah kaki perlahan menggema di ruangan gelap itu. Aku berdiri di depan patung tersebut. Dengan bantuan senter, semua terlihat jelas sekarang. Patung ini cantik sekali, seluruh badannya terbuat dari porselin berwarna putih pucat. Patung ini tidur lurus, mata putih semua, dengan mata yang lebih cantik dari artis sinetron mana pun. Seolah di sebuah dongeng, patung ini seperti seorang putri tidur, menunggu dibangunkan oleh seorang pangeran.
Aku melihat ke arah ujung tangga atas, di sana, Yudi dan Kevin melihat dengan penuh antisipasi. Ini mudah kok, pikirku, tinggal menempelkan bibir ke patung ini. Tapi kenapa aku merasa ragu? Melihatku yang diam saja, Yudi menjerit, ‘Jangan jadi orang cemen!’
Aku lalu menutup mata, secara perlahan aku mencium bibir patung itu. Rasanya dingin dan lembab. Rasanya seperti melakukan sesuatu yang salah. Dengan perlahan aku mengangkat kepalaku. Melihat ke arah patung. Mataku mengarah kepada sebuah kertas kecil yang dipasang di dada patung tersebut, kertas bertuliskan huruf kuno, seperti toge bungkuk yang dijajarkan dengan arah yang berbeda-beda. Aku mencopotnya, memerhatikan tulisan itu, lalu membuangnya ke lantai.
Aku berbalik, dan bersiap untuk pergi keluar. Tantangan sudah selesai. Tiba-tiba aku mendengar suara pintu. Brak! Pintu jalan keluar ditutup oleh Yudi. Aku berlari ke ujung, menggedor pintu yang dia tutup. ‘Buka pintunya!’
Yudi tertawa. ‘Kamu nyantai dulu aja di situ, kami mau lihat-lihat rumahnya.’
‘Keluarin!’ Aku mulai panik. ‘Keluarin sekarang!’
‘Oki, santai aja, kami janji pasti balik kok. Cuma lihat-lihat sebentar,’ kata Yudi.
‘Paling lama setengah jam, Ki,’ kata Kevin. ‘Kami pasti balik.’
Mereka lalu berjalan menjauh. Aku bisa mendengar suara tawa mereka.
Aku berjalan perlahan ke bawah kembali, mencari jalan keluar lain, mengarahkan senter ke seluruh penjuru ruangan. Ruangan ini cukup besar, tapi semuanya tembok. Entah apa yang dipikirkan pemilik sebelumnya, meninggalkan patung di ruang tersembunyi seperti ini, di ruang kosong, tanpa ada apa-apa. Aku memicingkan mata, melihat ada huruf yang sama, dengan kertas yang kubuang tadi, terukir di tembok. Aneh.
Lalu, aku tidak akan pernah lupa apa yang terjadi berikutnya. Di heningnya ruangan ini, ada suara gesekan terdengar. Pelan sekali. Sssk. Sssk. Sssk. Aku mengarahkan senter ke belakang. Tidak ada apa-apa. Aku mengarahkan senter ke samping. Tidak ada apa-apa. Tapi bunyi itu terus mengganggu. Ssssk. Ssssk. Ssssk.
Lalu ketika aku mengarahkan senter ke atas. Di situ aku melihat dia. Sebuah sosok manusia, sedang merayap di langit-langit rumah. Tangannya sama panjang dengan kakinya. Aku tidak tahu dia memakai baju atau tidak, tapi rambut panjangnya menutupi hampir semua bagian tubuhnya. Menjuntai dari atas langit-langit. Diam memandangiku.
Sosok itu bergerak pelan. Ssssk. Tangannya menapak di langit-langit, menempel tanpa harus mencengkram. Kakinya bengkok hingga dengkulnya hampir mengenai tulang rusuknya. Kepalanya menoleh ke arahku. Lalu, wajahnya. Oh, wajah itu. Matanya terbuka besar. Pipinya sobek di sebelah kiri, sehingga giginya bisa terlihat meskipun mulutnya tidak terbuka. Dia menarik napas panjang, lalu dia membuka mulutnya, berkata, ‘Halo sayang.’
Aku hendak berlari, tapi kaki tidak bisa bergerak. Aku hendak menjerit tapi badai adrenalin terlalu tinggi sampai membuat mulutku lumpuh. Aku gemetaran. Tidak bisa ngapa-ngapain. Napasku mendera seperti tembakan senapan otomatis. Jantungku memompa terlalu kencang hingga aku mulai pusing.
Ada keheningan beberapa saat, sampai akhirnya aku mengumpulkan keberanian untuk bertanya, ‘Kamu siapa?’
‘Aku?’ tanya sosok itu. ‘Aku dosa yang manis, sayang.’
Sosok itu perlahan merayap ke arah tembok, bergerak ke arahku. ‘Aku yang kamu keluarkan dari penderitaan panjang. Yang kamu cium. Yang kamu bebaskan.’
‘‘Kamu hantu?’ tanyaku.
Dia tertawa, ‘Hantu datang dari orang yang sudah meninggal, sayang. Aku datang dari ketiadaan. Aku datang dari mimpi buruk di setiap tidur panjang orang yang serakah.’
Napasku menggebu. Sosok itu maju ke depanku. Wajahnya tepat ada di depan wajahku. Dia menatap mataku tajam. Aroma aneh tercium di hidung, bau yang belum pernah aku temui sebelumnya, campuran antara bunga melati dan bangkai penuh belatung.
‘Kamu mau apa?’ tanyaku.
‘Aku butuh pelayan baru. Untuk hidup sama-sama. Aku butuh perjanjian yang baru, sayang.’
‘Aku?’ Jari-jariku gemetaran tanpa kontrol.
‘Tidak, tidak, tidak.’ Dia lalu berkata, ‘Kamu aku lepaskan, karena kamu yang membebaskanku. Pilih. Di antara dua temanmu itu. Dua bongkah daging berjalan di ujung pintu tadi. Siapa yang akan aku jajah? Siapa yang akan aku hinggapi, rongga di dadanya? Siapa yang memberiku makan?’
‘Makan?’ tanyaku.
‘Tidur terlalu lama akan membuat siapapun lapar, bukan?’ tanya dia kepadaku. Aku semakin gusar. ‘Apa yang terjadi kalau aku memberikan kamu kepada mereka?’
‘Aku akan hidup bersama mereka. Ada dalam diri mereka. Lalu aku akan makan dari cinta di dekat mereka. Dari orang tua mereka. Dari teman mereka. Pelan-pelan. Aku suka makan pelan-pelan. Akan yang ada sakit. Akan ada yang kecelakaan. Akan ada awan hitam di sekeliling mereka pergi. Aku suka makan pelan-pelan.’
Dia tersenyum lebar, lalu melanjutkan, ‘Tapi aku paling suka makan sekaligus rasa yang paling nikmat: rasa cinta yang bersemi di dekat mereka. Setiap perempuan yang jatuh cinta dengan mereka akan aku ambil untuk aku jadikan kudapan. Mmmmmmh.’ Dia menutup matanya, seolah membayangkan sebuah kenikmatan.
Aku masih mendengarkan.
‘Ketika malam tiba aku akan datang ke tempat tidur perempuan itu. Masuk ke mimpinya. Mengunyah nyawanya dari dalam, jengkal demi jengkal. Pelan-pelan, lalu cepat-cepat. Pagi-pagi, perempuan itu akan mati dengan mulut menganga dan mata putih semua. Karena itu yang pantas untuk sebuah kudapan: bagian tersisa untuk dibuang ke tong sampah.
Aku terlihat takut. ‘Kasihan temanku, dong. Hidupnya akan berubah.’
‘Oh jangan khawatir sayang, hidup mereka akan berubah. Mereka akan kaya raya. Keberuntungan akan datang. Karena itu lah kenapa dulu aku dipelihara. Semesta ini adil, sayang: setiap kemalangan harus diseimbangkan dengan kemewahan. Aku bisa memberikan itu. Aku bisa membuat semua mimpi mereka, menjadi lebih indah dari khayalan paling liar sekalipun. Mereka akan lupa rasanya ingin. Mereka akan lupa rasanya butuh. Karena semua, sudah ada.’
‘Hidup yang sempurna?’ tanyaku.
‘Lebih sempurna dari kesempurnaan itu sendiri. Kamu tidak bisa bayangkan, sayang. Kamu tidak bisa.’
Terdengar suara langkah kaki dan suara Yudi dan Kevin sedang mengobrol, mendekat ke arah pintu keluar. Sebentar lagi mereka akan datang.
‘Siapa pun yang kamu pilih, aku turuti,’ kata sosok itu. Dia lalu mendekat, dan mendekat, dan mendekat, hingga matanya hampir menempel mataku. Lalu dia berkata, wajah dimiringkan, setengah tidak sabar, ‘Jadi siapa yang akan membawaku pulang hari ini?’

Oki dan Rahma masih duduk berdua di atas sofa coklat kosan. Rahma memegang tangan Oki yang baru saja selesai bercerita. Dia terlihat puas mendengarkan cerita Oki. Rahma takjut. ‘Itu serem sih. Ceritaku soal sosok putih mah gak ada tandingannya, dengan apa pun yang kamu alami waktu itu.’
Lampu kosan tiba-tiba kedap-kedip. Begitu cara Ibu Kos memberitahu kalau waktu bertamu sudah terlalu malam. Rahma menghela napas panjang, kecewa dia harus berpisah dengan Oki.
‘Baiklah.’ Oki berdiri dari sofa, dia berkata, ‘Itu tandanya aku harus pulang. Makasih buat hari ini ya.’
Rahma tersenyum. ‘Iya, sama-sama.’
Oki berjalan ke arah pintu, dia lalu membalikkan badannya, ‘Kamu gak penasaran? Siapa yang aku pilih? Dia pulang sama siapa?’
Rahma berkata, ‘Ah, itu sih udah ketebak. ‘Pasti Yudi, kan? Secara dia yang paling nyebelin.’
Oki tidak menjawab.
‘Ya kan?’ tanya Rahma, lagi.
‘Misteri adalah elemen terpenting dari sebuah cerita horor, jadi aku biarkan begitu saja ceritanya,’ kata Oki, lalu tersenyum. Rahma hanya mengangguk. ‘Oke, fair juga.’
‘Oh by the way,’ kata Rahma. ‘Makasih udah cerita ya. Aku pegang janjiku tadi, aku janji gak bakal cerita ke siapa-siapa.’
‘Iya, aku tahu kok,’ kata Oki. Dia mendekat, lalu mendekat. Matanya memandang mata Rahma, tajam. ‘Aku tahu kamu gak akan bisa cerita ke siapa-siapa.’