MULUTKU DIL3MPAR GELAS HINGGA BERDARAH-DARAH, SAAT AKU SEDANG MENGUCAPKAN IJAB KABUL DENGAN S3LINGKUHANKU
Penulis : Eniky
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, saudara Emir Nur Oktafian bin Muhammad Rayhan, dengan putriku, Anggun Puspa Regita binti Nugraha Sanjaya dengan mas kawin logam mulia seberat lima kilogram beserta uang senilai satu miliar rupiah, dibayar tunai."
Ucapanku seketika terhenti begitu saja, saat aku merasakan ada sebuah benda keras yang tiba-tiba saja sudah menghantam mulutku dengan begitu kerasnya.
Pyar!
Semua terjadi begitu cepat. Dan saat aku menyadari, ternyata yang baru saja terlempar ke arah mulutku, adalah sebuah gelas, yang saat itu pula langsung pecah. Bukan hanya gelasnya yang pecah. Bibirku bahkan juga pecah-pecah dan penuh darah.
Masih belum bisa aku mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi, tiba-tiba saja aku merasakan rasa perih yang teramat sangat di kedua pipi.
Plak! Plak!
Plak!Plak!
Ternyata, Sephia pelakunya. Dia datang mengacaukan segalanya.
Dia men*mpar pipiku sebanyak dua kali. Kanan dan kiri. Bahkan bukan hanya aku yang ditamparnya. Anggun pun juga.
Tidak hanya sampai di situ. Sephia pun melempar kue pernikahan yang ada, tepat di wajah calon istriku. Tentu saja, Anggun pun menjerit-jerit tidak karuan.
Tidak puas sampai di situ, Sephia bahkan juga menarik rambut calon adik madunya. Ditarik sekuat tenaga, hingga jeritan Anggun pun kembali menggema.
"Dasar jal*ng! Bisanya merebut suami orang! Apakah kamu sudah tidak laku, hingga sampai laki-laki yang sudah punya anak pun, mau kau jadikan sebagai suami sirimu?"
"Ha ha ha ... aku lupa, jika memang kamu sudah tidak laku. Siapa juga laki-laki yang mau dengan perempuan s*ndal bekasnya banyak orang sepertimu!"
"Gayanya saja. Di depan kamera sok kecantikan. Sok ramah. Sok dewasa. Tapi kelakuan kamu aslinya bejat, tidak terkira. Cuih!"
Wajah yang sudah belepotan penuh tumpahan kue pernikahan, kini diludahinya berkali-kali.
"Ini tidak seberapa, dibandingkan dengan rasa sakit hatiku, akibat dari kelakuan murahanmu. Aku dan anakku terlantar. Disia-siakan oleh seseorang yang seharusnya memberikan kenyamanan. Semua gara-gara kamu! Dasar perempuan gatal!" Sephia menampar lagi sebanyak dua kali.
Perempuan yang kunikahi beberapa tahun yang lalu itu, bahkan juga menarik kebaya yang tengah dipakai oleh calon istriku. Hingga kebaya itu robek, terbelah, tak lagi menyatu.
Aku berusaha membela Anggun. Kupeluk tubuh calon istri mudaku itu. Namun tubuhku justru didorong dengan sekuat tenaga oleh Sephia, hingga aku terjatuh begitu saja.
Setelah mengerjai Anggun, ibu dari anak-anakku itu sepertinya belum memperoleh kepuasan juga. Tenaganya seolah muncul berkali-kali lipat dari biasanya. Kini dia mengamukku sambil berteriak mengataiku yang tidak-tidak. Binatang hina berkaki empat, pun dia katakan sambil berteriak.
Sisa kue pernikahan, kemudian mendarat tepat di wajahku, juga mendarat di wajah beberapa kerabatnya Anggun.
Sepatunya dilepas begitu saja. Dia pukulkan tepat mengenai wajahku. Hingga bibirku yang sudah berdarah-darah, kini bentuknya sudah menyerupai entah.
"Kamu laki-laki tidak tahu diri! Tidak ingat, bagaimana dulu kamu itu siapa? Mengemis cintaku sampai sebegitunya. Dan sekarang setelah kamu berada di atas, kamu lupakan begitu saja pengorbananku!"
"Anak sehat, tega-teganya kamu bilang sakit. Hanya untuk kamu jadikan alasan, supaya kamu bisa menggaruk perempuan gatalmu itu! Dasar laki-laki bejat! Tidak tahu diri! Aku sumpahi kamu, semoga tidak panjang, umurmu!"
Sephia benar-benar seperti orang kesetanan. Wajahnya terlihat merah padam, dengan tatapan mata yang senantiasa tampak nyalang.
Dia mengambil beberapa gelas dan piring hidangan, dan dilempar-lempar ke sembarang arah. Dibanting-banting dengan penuh amarah.
Suasana menjadi gaduh. Prosesi pernikahan yang kuharap akan berjalan hikmat dan penuh kebahagiaan, tiba-tiba berubah menjadi kacau balau tidak karuan.
"Kenapa kamu diam saja, Mas? Kamu itu laki-laki. Harusnya kamu didik istri kamu, supaya dia tidak ngelunjak, menginjak-injak harga dirimu! Ini sudah kriminal! Perbuatannya sangat membahayakan. Bisa-bisa aku mati konyol, jika kamu tidak segera memberikan pelajaran kepada istrimu yang kurang ajar itu!" Teriakan Anggun, menyadarkanku.
Ya, kenapa dari tadi aku diam saja? Bukankah dia hanya seorang perempuan yang lemah?
Aku pun lekas mendekati perempuan bar-bar itu. Kutarik bajunya dengan sekuat tenagaku. Hingga saat tubuhnya kudapatkan, aku ingin sedikit memberikan pelajaran. Akan kubanting dia ke lantai.
Namun belum juga niatku terlaksana, belum juga aku sempat membantingnya, tiba-tiba saja dari arah pintu luar sudah masuk beberapa orang laki-laki yang jumlahnya melebihi jumlah kami yang ada di sini.
Alhasil kami kalah telak. Sephia pergi beserta orang-orang yang datang bersamanya, setelah mengacaukan segalanya.
Dia pergi tidak dengan tangan kosong. Lima kilogram logam mulia yang hendak kujadikan sebagai mahar, juga buket raksasa yang berisi uang satu miliar, dia bawa serta bersamanya. Tidak hanya itu. Bahkan ponselku yang masih tersembunyi saldo m bankingku, juga telah dirampasnya.
Ini hanya cuplikan.
Cerbung ini sudah ending di KBM app, hanya 51 bab saja.
Link ada di wall fbnya Eniky
Judul : LAWAN MAIN SUAMIKU
Penulis : Eniky
Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar